Selasa, 02 Juni 2009

NURUL MUSTHOFA

“MUHAMMAD RASULULLAH SAW NABI AKHIR ZAMAN




Diriwayatkan d ari Ibn Mas`ud RA, Berkata Jabir kepada Nabi SAW : ”Wahai Baginda Nabi SAW, kabarkan kepada kami sesuatu sebelum terjadinya sesuatu, Berkata Nabi SAW : "Wahai Jabir, Ketahuilah sesuatu sebelum dijadikannya sesuatu, maka Allah SWT menjadikan cahaya aku dari cahaya Allah SWT, Maka dari cahaya itu Allah menjadikannya seluruh alam semesta beserta isinya”.



Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Maka bersabda Nabi SAW :”Aku yang pertama diciptakan dan aku yang terakhir dibangkitkan di alam dunia”.



Turunlah cahaya tersebut melalui terwujudnya Nabi Allah Adam AS sampai kepada para Anbiya dan Rasul yang menyambungkan keturunan dari Nabi Ismail AS, anak dari Nabi Ibrahim AS yang keturunannya menyampaikannya kepada Sayyid Abdillah, maka cahayanya terlihat pada Sayyid Abdillah dan beliaupun menikah dengan Siti Aminah, begitupun turun cahaya tersebut kepada Ibunda Nabi Muhammad SAW, maka beliaupun mengandung Nabi Muhammad SAW dengan kasih sayang Allah SWT.



Sebelum detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada kejadian besar sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah dikarenakan Raja Abraha ingin menyerang Ka`bah dengan tentara gajah, tetapi kuasa Allah SWT Yang Maha Agung tidak diizinkannya tentara tersebut memasuki Kota Mekkah yang akhirnya Allah SWT mengirim balik tentara tersebut dengan tentara burung ababil dan telah jelas dikabarkan di dalam surat AL-Fiil yang menewaskan semua tentara bergajah bagaikan daun di makan ulat, begitulah penjagaan Allah SWT sebelum dilahirkan Nabi Muhammad SAW.

Tepat matahari pagi bersinar di bulan Rabiul Awwal pada tanggal 12 hari Senin, terwujudlah sosok yang mulia, anak yatim yang akan menggetarkan dunia, yang dikala ingin dilahirkan Allah mengirim dua suster atau bidan yang bernama Sayyidatina Mariyam dan Sayyidatina Assiyah yang untuk melayani kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka terbukalah pintu-pintu surga dan tertutuplah pintu-pintu neraka serta turunlah milyaran bidadari dan malaikat yang bertahlil, bertahmid dan bertasbih kepada Allah SWT karena bersyukur atas lahirnya Nabi Muhammad SAW. Maka bergetarlah kerajaan Allah SWT seraya suaranya Yang Maha Mulia untuk memuliakan Kekasih-Nya, maka lahirlah Beliau SAW yang bukan lahir dari kemaluan Ibunya dan tanpa setetes darahpun dan telah dikhitan, begitu pula matanya bagaikan dipakaikan sifat dan beliau dalam keadaan bersujud. Bergembiralah ahli dunia, padang pasir yang tandus berubah menjadi hijau dan berlipat-lipat buah-buahan , air dan makanan yang sebelumnya belum pernah terjadi di kota itu dan padamlah api majusi yang disembah oleh orang-orang durhaka selama ribuan tahun menandakan telah lahirnya Baginda Al-Musthofa Muhammad SAW.



Didalam satu syair yang menjelaskan tentang kepribadian Rasulullah SAW :



Allah sempurnakan kanjeng Nabi Tubuh dan ilmu serta perangai

Tak ada tubuh ilmu perangai Terlebih sempurna dari Nabi



Tubuh Nabi terbaik dengarlah Putih dan bersih bercampur merah

Wajahnya cantik tingginya sedang Mulutnya manis di pandang orang



Giginya rata putih bersinar Bagai mutiara sungguhlah benar

Lidahnya pasih terang dan nyata Kata-katanya bagai permata



Matanya terang sungguh umpama Mamakai sifat selama-lama

Alisnya terang jika di sifat Umpama bulan pertama tepat



Jidatnya bercahaya-cahaya luas Sebagai bulan malam empat belas

Jenggotnya tebal hitam rupanya Tubuhnya sangat harum baunya



Jika dilihat pertama kali Terasa seram haibah sekali

Tapi jika terus di ikuti Terasa cinta di dalam hati



Tangannya lemas di kata orang Sebagai bunga jika dipandang

Jika memegang tubuh seorang Tercium bau bukan kepalang



Sehingga dapat diketahui Orang tersebut di sentuh Nabi

Rambutnya ikal bukan keriting Kata-katanya wahyu dan penting



Cahayanya Nabi terang sekali Dan terlebih dari matahari

Maka tak terlihat bayangan Dicahayanya matahari dan bulan



Hati Nabi pun sepanjang umur Tak ngantuk meskipun mata tidur

Dan pula Nabi tak pernah mimpi Dan tak menguap sama sekali



Dan tubuh Nabi tak dihinggapi Nyamuk lalat karena harum suci

Jika berjalan enteng badannya Duduk dimajlis tinggi pundaknya



Dan sangat halus sebagai kapas Jalan di pasir tidak berbekas

Tatapi jika jalan di batu Terlihat bekas sudah lah tentu



Dan sungguh Nabi jika di pandang Umpama matahari yang terang

Maka dari jauh sungguh nyata Tampaknya kecil dipandang orang



Allah jadikan Nabi terlepas Dari apapun yang kurang pantas

Seakan-akan Nabi yang suci Dijadikan sekehendak Nabi



Ilmu Nabi luas sekali Tak seorang yang mengatasi

Karena diberi ilmu awwalin Demikianlah ilmu akhirin



Adalah Nabi sangat pemalu Bagaikan gadis zaman dahulu

Pula sangat merendah diri Pada sesama mahluknya Rabbi



Jika berjumpa Nabi selalu Memberi salam lebih dahulu

Duduk berjalan bersama fakir Miskin dan hamba tidak diusir



Jika bergurau niscaya benar Sedap di hati asik di dengar

Tangannya murah tidak menggenggam Dadanya luas tidak mengancam



Sebagaimana diriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf dari uminya yang bernama Syaffaa radiallahu 'anhumma dan terdengar tangisan pertama kali yang gemuruh suara dari langit mengucap kepada bayi tersebut semoga Rahmat Allah atas dirimu dan aku menyaksikan cahaya terang menderang dihadapan bayi tersebut, yang menerangi Timur dan Barat sehingga aku dapat melihat gedung-gedung orang Rum, lalu aku balut ia dalam pakaiannya dan aku tidurkan, namun tiba-tiba kegelapan dan ketakutan meliputi diriku, dari kananku sehingga aku menggigil dan kudengar suara bertanya : "kemana ia akan kau bawa pergi ?" aku menjawab ke Barat, lalu suara lainnya pun bergemuruh dan hatiku tiba-tiba merasa sejenak tenang, lalu tiba-tiba hatiku kembali bergonjang ada teriakan dari sebelah kiriku sehingga tubuhku menggigil, lalu kudengar suara bertanya : “kemana akan kau bawa pergi ?” lalu kujawab ke Timur, Demi Allah perasaan ini melekat dihatiku sampai kuketahui bahwa ia adalah utusan Allah.

Kemudian setelah sempurna kelahiran sesuai dengan Allah Jalla Wa 'Alaa sehingga cahaya yang terang itu bertebaran di tubuhnya dan di pori-porinya bagaikan bintang-bintang yang menyala, maka berlombalah para inang pengasuh ingin mengasuh Rasulullah SAW, di dalam satu riwayat banyak inang pengasuh yang terlebih dahulu datang tetapi tidak di ijinkan untuk menyusui Nabi Rasulullah SAW. Aneh sungguh aneh tapi nyata Halimatu sa’diyah yang sangat fakir dan memiliki keledai yang sangat kurus datang terakhir kali, ternyata zat kuasa Allah Jalla Wa 'Alaa memilihnya sehingga paling utama mendidik dan mengasuh insah tercinta ini, dikala ia menggendongnya maka tatkala matanya memandangnya terpancarlah cahaya illahi sehingga Halimatu Sa’diyah tercurah keriangan dan kegembiraan yang besar dari Tuhannya, suka cita hatinya sehingga seluruh lubuk hatinya tercurah kasih dan sayang kepada bayi tersebut seperti halnya ibu dan anaknya dan besarlah keinginannya untuk menyusuinya dan ia memohon kepada ibundanya yang mulia agar menyerahkan kepadanya tugas menyusukan, mengasuh dan mendidiknya maka luluslah permohonan itu setelah meluluskan ketulusan hati.

Keledai tua dan kurus itu bagaikan tak berdaya upaya tiba-tiba keledai itu bangun dan bergerak menuju Halimatu Sa’diyah bagaikan keledai muda yang baru lahir, seakan-akan tenaga yang baru berada pada keledai tersebut, di letakannya bayi di atas keledai bersama Halimatu Sa’diyah maka larilah keledai tersebut bagai onta yang kuat dan perkasa yang mengalahkan semua semua peminang-peminang yang telah mendahuluinya, perjalanan sebulan ditempuh hanya dalam 2 hari.

Sampai pada suatu hari ketika sedang menggembala domba Halimatu Sa’diyah yang kurus dan hanya dua ekor dalam sebulan berubah menjadi seribu ekor domba yang gemuk dan sehat, dan akhirnya Halimatu Sa’diyah menjadi saudagar besar atas kehendah Allah Jalla Wa 'Alaa. Pada umur 3 tahun - 7 tahun datang kepadanya beberapa malaikat memberikan penghormatan dan ta’dzim kepada manusia yang paling terhormat dan membaringkannya lalu membelah dadanya dan menambahkan rahasia ilmu dan hikmah dan menambahkan kesucian-kesuciannya atas perintah Allah Jalla Wa 'Alaa , sehingga Halimatu Sa’diyah pun mendengar hal itu, ia pun gelisah dan khawatir bencana yang menimpa putranya serta mengembalikannya kepada ibundanya walaupun terasa berat dan berlinang air mata namun karena kegelisahan hatinya yang menyampaikan putranya kepada ibunda Aminah, begitulah kabar gembira atas kelahiran sang Nabi untuk orang-orang yang terpilih menjaganya.



Dalam syair Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi :



Alam bersinar bersuka ria atas hadirnya insan mulia, Keriangan gembira meliputi penghuninya bagaikan suara sambung menyambung tiada henti karena tahu kehadirannya



Bergembiralah wahai pengikut Qur’an bagai burung berkicau tiada henti karena tahu kehadirannya , kegembiraan itu mengungguli semua kegembiraan dan tiada bandingnya



Alam tersenyum bagai kami tersenyum atas kehadirannya ,beruntung terus menerus tiada hentinya

Tak ada satu pun mahkluk yang suram atas kehadirannya, sehingga pecutan malaikat menyambar iblis ingin mengetahuinya



Seorang kafir gembira atas kehadirannya pemuka makkah Abu Lahab namanya

Sehingga Tuhan meringankan siksanya karena gembira atas kelahiran Nabinya



Lihatlah dan lihatlah si kafir tertolong karena gembira atas kelahirannya

Sungguh merugi dan merugi bila si mu’min tidak mau mencintainya



Bagai buah jaqum yang tak lezat dan tidak menyehatkannya

Bila si mu’min tak perduli atas kelahirannya



Semoga salam meliputi selalu Rasul Yang Mulia dari Allah Tuhan Yang Maha Esa ,serta salam dari umatnya tiada henti silih berganti untuk penghulunya selagi angin pagi menghembus untuk Nabinya